- Admin Dinkes
- Kamis, 05 Desember 2019
- 13752
Waspada Malaria, Dinkes Kepri lakukan Survey vektor breeding places
Gambar : Survey vektor breeding places (tempat sarang nyamuk)
Dalam upaya penanggulangan Malaria, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau melalui seksi pencegahan dan pengendalian penyakit melakukan survey vektor untuk mengidentifikasi breeding place (tempat sarang nyamuk). Lokasi titik survey adalah tempat-tempat yang dicurigai atau daerah yang diduga sebagai tempat perindukan sarang nyamuk.Adapun tim survey ini adalah Tim Program P2M Malaria Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tim Program P2M Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Tim Puskesmas P2M Malaria Kabupaten/Kota. Dalam melakukan survey vektor diperlukan kegiatan entomologi malaria untuk mempelajari : ekologi vektor, bionomik vektor, cara-cara pengendalian vektor, cara menilai hasil dan dampak pengendalian vektor yang dilakukan . Pada survei entomologi malaria ada 4 kegiatan pokok yaitu : mengumpulkan dan mempelajari data terkait, survey nyamuk dewasa dan survey cara-cara pengendalian vektor serta dampak pengendalian vektor.
Gambar : Survey vektor breeding places (tempat sarang nyamuk)
Malaria adalah penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit yang berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap munculnya berbagai masalah sosial dan ekonomi.nPenyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit dan virus tersebut. Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium dan Virus Dengue akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian. Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles. Daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi.
Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di Afrika, terutama pada anak-anak. Di Indonesia kasus DBD berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas. Pada tahun 2014 DBD berjangkit di 433 Kabupaten/Kota dengan angka kesakitan sebesar 39,83 per 100.000 penduduk, namun angka kematian dapat ditekan di bawah 1 persen, yaitu 0,90 persen. KLB DBD terjadi hampir setiap tahun di tempat yang berbeda dan kejadian sulit diduga
Penyakit malaria ditularkan dari orang sakit ke orang sehat pada umumnya melalui gigitan nyamuk Anopheles (Vektor). Program pengendalian penyakit malaria selain dengan cara pengobatan terhadap penderita, dilakukan pula dengan cara pengendalian vektornya. Dengan demikian pengendalian vektor, merupakan usaha yang penting didalam pengendalian penyakit malaria.