Konten Berita

...

Waspada Dan Kenali Kanker Pada Anak Sejak Dini

Kanker pada anak sejak dini

Prevalensi kanker di Indonesia 1,4 per 1000 penduduk dan prevalensi kanker pada anak 0,3 per 1000 (Riskesdas, 2013). Prevalensi kanker pada anak sebesar 4% dari semua kejadian kanker, dan Yayasan Kanker Indonesia (YKAI) menemukan bahwa angka prevalensi anak dengan kanker meningkat 7% setiap tahunnya. Jika faktor gaya hidup tidak sehat sangat erat kaitannya dengan kanker pada orang dewasa, namun gaya hidup bukanlah faktor pemicu kanker pada anak. Kondisi ini menyebabkan kanker pada anak jauh lebih sulit dicegah, sehingga upaya deteksi dini menjadi sangat penting.

 kanker pada anak sejak dini 2

Leukimia adalah kanker yang paling umum pada anak, diikuti Retinoblastoma, Osteosarkoma, Neuroblastoma, Limfoma dan Karsinoma nasofaring (RSKD, 2018). Retinoblastoma atau tumor ganas di dalam bola mata menjadi urutan tertinggi kedua setelah leukemia, dengan prevalensi 2,4 per 100.000. Tumor ini terbanyak pada bayi dan balita, dengan insidens tertinggi pada usia 2-3 tahun. Dalam rangka meningkatkan pemahaman petugas kesehatan khususnya dokter di puskesmas mengenai kanker pada anak dan retinoblastoma sekaligus memperingati Hari Anak Nasional 23 Juli 2018, Dinas Kesehatan Provinsi Kepri bersama Yayasan Anyo Indonesia (YAI) mengadakan seminar bertema “Waspada dan Kenali Kanker pada Anak Sejak Dini”. Seminar dilaksanakan pada 16 Agustus 2018 di aula kantor Walikota Batam, dan menjadi sangat menarik karena narasumbernya langsung didatangkan dari RS Kanker Dharmais Jakarta yakni dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA, selain juga dr. Sukirman, Sp.M dari RSUD Embung Fatimah Batam dan Kadinkes Provinsi Kepri Dr. H.Tjetjep Yudiana, M.Kes.

kanker pada anak sejak dini 3

Gambar : Peserta Seminar Waspada Dan Kenali Kanker Pada Anak Sejak Dini

Peserta seminar mendapat materi Kanker pada Anak dan Deteksi Dini-nya, juga praktek penggunaan alat opthalmoskop. Untuk praktek opthalmoskop, dilakukan pada 6 balita yang memang merupakan anak dari beberapa peserta seminar yang hadir. Selain itu dihadirkan juga survivor kanker anak yang saat ini sudah kuliah sambal bekerja, serta orangtua survivor kanker yang pernah tinggal di Rumah Anyo, dimana kehadiran mereka tentu saja sangat menginspirasi seluruh peserta yang hadir. Pada kesempatan tersebut YAI menghibahkan 12 alat opthalmoskop kepada 12 puskesmas dan buku Pedoman Kanker pada Anak kepada seluruh peserta yang hadir.

Melalui pemberian alat hibah optalmoskop dan buku Pedoman Kanker pada Anak tersebut diharapkan dapat dilakukan deteksi dini terhadap retinoblastoma. Dengan penemuan pada stadium awal, pengobatan terhadap kanker yang ditemukan tersebut memiliki tingkat kesembuhan mencapai 80 persen. Retinoblastoma yang bisa ditemukan pada stadium sangat awal dapat ditangani hanya dengan krioterapi. Jadi tidak sampai harus menjalani operasi, radioterapi apalagi kemoterapi.

Pada sesi praktek penggunaan alat opthalmoskop, peserta diajarkan cara mendeteksi apakah seorang anak beresiko mengalami retinoblastoma yakni dengan melihat adanya pantulan sinar berwarna merah di mata dengan menggunakan optalmoskop. Jika terlihat titik sinar merah di daerah bola mata maka mata anak tersebut sehat, sebaliknya jika tidak terlihat maka kita bisa curiga atau mewaspadai ada tumor. Tindakan kita selanjutnya yakni dengan pemeriksaan menyeluruh pada mata anak tersebut dan segera merujuk ke fasilitas kesehatan tingkat rujukan.  

Kedepannya diharapkan seluruh puskesmas di wilayah Provinsi Kepri mempunyai alat opthalmoskop, untuk dapat melakukan deteksi dini dan pemeriksaan retinoblastoma di tingkat layanan primer, sehingga upaya pencegahan dan pengobatan lebih dini dilakukan. Apa yang menjadi harapan kita bersama yakni banyak anak yang dapat diselamatkan penglihatannya, dan bahkan dari kematian akibat retinoblastoma. (DH/PTM)

 

Kontak Kami