- Admin Dinkes
- Kamis, 08 Oktober 2020
- 1943
Cegah Stunting, Ciptakan Generasi Sehat
Gambar : Cegah Stunting
Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang sangat berharga bagi setiap orangtua. Kesehatan anak menjadi hal yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus terutama sejak dalam kandungan, masa kelahiran hingga perkembangan anak. Betapa tidak, anak merupakan investasi Sumber Daya Manusia (SDM) dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, dibutuhkan pribadi yang sehat dan cerdas yang melekat dalam tubuh anak. Salah satu cara untuk mendapatkan tumbuh kembang yang sehat serta pribadi yang cerdas pada diri anak adalah dengan memberikan asupan gizi yang baik pada anak, sehingga anak terhindar dari Stunting.
Apa itu Stunting ??
Stunting adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Anak yang menderita stunting akan lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap penyakit degeneratif. Dampak stunting tidak hanya pada segi kesehatan tetapi juga mempengaruhi tingkat kecerdasan anak.
Kondisi Stunting secara Global
Gambar : UNICEF, WHO, World Bank Group Joint Child Malnutrition Estimates, 2020 edition
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa Indonesia termasuk dalam salah satu Negara dengan kondisi anak dibawah 5 tahun yang mengalami stunting dengan persentase sangat tinggi ( ≥30% ). Untuk itu perlu menjadi perhatian bagi kita semua untuk lebih mengantisipasi kondisi tersebut. Sebagai wujud antisipasi, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan bersama :
1. Proteksi Jelang Kehamilan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jelang kehamilan, diantaranya :
- Usia Ibu Hamil. Ibu yang hamil pada usia dibawah 20 tahun dapat meningkatkan resiko terjadinya stunting pada anak.
- Jarak kehamilan. Jarak kehamilan yang terlampau dekat berpotensi meningkatkan resiko stunting pada anak. Jarak kehamilan yang aman sebaiknya 18 bulan.
- Ibu pengonsumsi Alkohol. Ibu yang sering konsumsi Alkohol juga berpotensi membuat bayi yang dilahirkan mengalami kondisi Sindrom Alkohol Janin atau Fetus Alcohol Syndrome. Akibatnya, anak akan menderita gejala fisik dan perilaku, serta mengalami kesulitan dalam belajar. Sebaiknya, ibu yang sebelumnya sering mengkonsumsi alkohol untuk dapat menghentikan kebiasaan tersebut.
2. Kondisi Gizi bagi Ibu Hamil dan Menyusui
Asupan gizi dan nutrisi yang baik sangat diperlukan bayi selama masa perkembangannya, baik ketika masih dalam kandungan (janin), maupun ketika sudah lahir. Jika kondisi gizi yang baik tidak terpenuhi, hal ini akan berdampak buruk bagi perkembangan janin, salah satunya adalah stunting. Penting bagi ibu hamil untuk menjaga asupan nutrisi selama kehamilan. Zat besi, asam folat, dan yodium merupakan nutrisi penting yang wajib dipenuhi ibu hamil untuk mencegah stunting. Kekurangan zat besi dan asam folat dapat meningkatkan risiko anemia pada ibu hamil. Anak yang lahir dari ibu hamil dengan anemia lebih berisiko mengalami stunting.
Sebagaimana kita ketahui bahwa otak janin mulai terbentuk pada hari ke-27 setelah pembuahan, artinya sudah seharusnya janin diasupi dengan makanan yang sehat dan bergizi baik dan seimbang. Tidak harus berlebihan dalam segi kuantitas, tetapi lebih mementingkan kualitas nutrisi bagi ibu hamil dan janin. Konsumsi makanan yang bergizi baik dan seimbang tidak hanya sebatas masa kehamilan, namun juga sangat diperlukan selama masa menyusui. Hal yang terpenting adalah kontrol rutin ibu hamil untuk mengetahui progress perkembangan janin dalam kandungan.
3. Pola MPASI
MPASI (Makanan Pendamping ASI) mulai diberikan pada bayi sejak usia 6 – 24 bulan. Pada masa ini, bayi tetap diberi ASI, hanya ditambah dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Pemberian MPASI ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi, serta disesuaikan bentuk dan jumlahnya.
Pilihan bahan makanan pendamping ASI juga harus memenuhi standar makanan sehat dan bergizi, jika tidak, resiko stunting pada anak akan meningkat. Asupan makanan pun harus bervariasi dengan zat zat gizi yang dibutuhkan bayi juga harus terpenuhi, seperti karbohidrat, protein dan lemak. Pilihan bahan makanan pendamping ASI terbaik bisa terdiri dari umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur dan buah. Jangan lupa untuk tetap memberi bayi protein hewani seperti telur, ikan dan daging. Namun, pemberian protein hewani ini harus hati-hati. Karena tidak semua bayi cocok dengan berbagai protein hewani.
Anak yang jarang mengonsumsi sayur dan buah memiliki cadangan vitamin dan mineral yang rendah sehingga meninggatkan resiko stunting. Hal ini disebabkan vitamin dan mineral tidak diproduksi langsung di dalam tubuh, melainkan diperoleh melalui makanan yang dimakan anak seperti sayuran dan buah-buahan. Untuk itu, penting bagi orangtua memperhatikan kecukupan nutrisi anak melalui makanan yang dimakannya selama masa pertumbuhan dan perkembangannya.
4. Selalu Jaga Kebersihan Lingkungan
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tidak langsung meningkatkan peluang stunting. Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia. Terapkan pola hidup bersih dan sehat sedari dini. Misalnya saja, rutin mencuci tangan sebelum makan dan sehabis dari toilet. Lalu, pastikan air yang diminum merupakan air bersih, dan lain sebagainya.