- Admin Dinkes
- Rabu, 06 Januari 2021
- 3142
Tanya-Jawab Seputar Vaksin COVID-19
Gambar : Ilustrasi vaksin virus corona. (Foto: iStockphoto/nevodka)
Vaksin COVID-19 merupakan Hal yang sudah ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat dunia saat ini. Banyak pertanyaan yang bergulir seputar vaksin COVID-19 yang dapat memberikan kekebalan pada virus COVID-19 ini. Hal yang paling ditunggu oleh seluruh masyarakat dunia saat ini adalah vaksin COVID-19. Banyak pertanyaan yang bergulir seputar vaksin yang dapat memberikan kekebalan pada virus COVID-19 ini.
Imunisasi merupakan layanan kesehatan esensial yang melindungi individu yang rentan mengalami penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). 2 Dengan memberikan imunisasi yang tepat waktu, individu dan masyarakat akan tetap terlindungi dan kemungkinan kejadian luar biasa (KLB) PD3I pun akan menurun.
Mencegah KLB PD3I tidak hanya akan menyelamatkan nyawa namun juga membutuhkan sumber daya tidak sebanyak merespons KLB dan membantu mengurangi beban sistem kesehatan yang sudah sangat terbebani oleh pandemi COVID-19. Saat melakukan upaya untuk melanjutkan program imunisasi, negara-negara juga harus menggunakan pendekatan dengan menerapkan prinsip tidak menyebabkan kerugian dan membatasi penularan COVID 19 sembari memberikan layanan imunisasi.
Melalui buku saku mengenai vaksin COVID-19, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menjawab pertanyaan seputar vaksin COVID-19. Berikut beberapa pertanyaan yang mungkin ada dibenak pembaca mengenai Vaksin COVID-19 :
Apakah vaksin COVID-19 adalah obat?
Vaksin bukanlah obat. Vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik pada penyakit COVID-19 agar terhindar dari tertular ataupun kemungkinan sakit berat.
Selama vaksin yang aman dan efektif belum ditemukan, upaya perlindungan yang bisa kita lakukan adalah disiplin 3M: Memakai masker dengan benar, Menjaga jarak dan jauhi kerumunan, serta mencuci tangan pakai air mengalir dan sabun.
Kapan vaksin COVID-19 siap untuk didistribusikan?
Pelaksanaan vaksinasi bertahap COVID-19 akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Badan POM, berdasarkan hasil uji klinik di luar negeri atau Indonesia.
Bagaimana skema penahapan pemberian vaksin di Indonesia?
Di tahapan awal, vaksinasi COVID-19 akan diperuntukkan bagi garda terdepan dengan risiko tinggi, yaitu tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik. Lalu secara bertahap akan diperluas seiring dengan ketersediaan vaksin dan izinnya, yaitu penerima bantuan iuran BPJS, dan kelompok masyarakat lainnya.
Terkait perencanaan vaksinasi bertahap hal yang lebih detail, saat ini pemerintah sedang menyusun peta jalan atau roadmap yang akan menjelaskan mekanisme pelaksanaan vaksinasi COVID-19 secara menyeluruh.
Apakah vaksin COVID-19 nanti juga tersedia untuk anak-anak?
Saat ini, uji klinis vaksin COVID-19 dibatasi pada umur 18-59 tahun yang merupakan kelompok usia terbanyak terpapar COVID-19. Pengembangan vaksin untuk anak-anak masih direncanakan pada beberapa kandidat vaksin.
Apakah vaksin COVID-19 juga akan diberikan pada masyarakat yang berusia lebih dari 60 tahun?
Terdapat kandidat vaksin yang dapat diberikan untuk mereka yang berusia 60 hingga 89 tahun. Namun, tahap awal vaksinasi diberikan pada orang dewasa sehat usia 18-59 tahun yang merupakan kelompok usia terbanyak terpapar COVID-19.
Selain itu, dikarenakan mayoritas kandidat vaksin di dunia saat ini baru diuji cobakan pada orang dewasa usia 18-59 tahun yang sehat, dan akan membutuhkan waktu uji klinis tambahan untuk bisa mengidentifikasi kesesuaian vaksin COVID-19 untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun dan dengan penyakit penyerta.
Apakah vaksin COVID-19 melindungi secara jangka panjang?
Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui rentang periode jangka panjang dari perlindungan vaksin COVID-19.
Bagaimana vaksin COVID-19 dikembangkan?
Meski pada saat darurat dan dibutuhkan dengan cepat, keamanan dan efektivitas vaksin adalah prioritas utama. Pengembangan vaksin tetap harus melalui tahapan pengembangan yang berlaku internasional yang secara umum terdiri dari:
- Tahap praklinik
- Tahap klinis (fase 1-3)
- Penetapan penggunaan vaksin
Sembari menunggu vaksin COVID-19 siap tersedia untuk masyarakat, maka kita harus tetap melawan pandemi ini dengan patuh protokol kesehatan.
Seberapa ampuh vaksin COVID-19 melindungi kita dari penularan?
Dampak vaksin COVID-19 terhadap pandemi akan bergantung pada beberapa faktor. Ini termasuk faktor-faktor seperti efektivitas vaksin; seberapa cepat mereka disetujui, diproduksi, dan dikirim; dan berapa banyak target jumlah orang yang akan divaksinasi.
Pemerintah menargetkan setidaknya 60% penduduk Indonesia secara bertahap akan mendapatkan vaksin COVID-19 agar mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).
Apakah terdapat efek samping dari pemberian vaksin?
Secara umum, efek samping yang timbul dapat beragam, pada umumnya ringan dan bersifat sementara, dan tidak selalu ada, serta bergantung pada kondisi tubuh. Efek simpang ringan seperti demam dan nyeri otot atau ruam-ruam pada bekas suntikan adalah hal yang wajar namun tetap perlu dimonitor.
Melalui tahapan pengembangan dan pengujian vaksin yang lengkap, efek samping yang berat dapat terlebih dahulu terdeteksi sehingga dapat dievaluasi lebih lanjut. Manfaat vaksin jauh lebih besar dibandingkan risiko sakit karena terinfeksi bila tidak divaksin.
Seberapa ampuh vaksin COVID-19 akan melindungi?
Efek perlindungan vaksin masih menunggu hasil uji klinis fase III dan pemantauan selesai. Namun, sampai saat ini berdasarkan hasil uji klinis fase I dan II, vaksin yang tersedia terbukti aman dan meningkatkan kekebalan terhadap COVID-19.
Perlindungan yang akan diberikan vaksin COVID-19 nantinya, perlu tetap diikuti dengan kepatuhan menjalankan protokol kesehatan 3M: memakai masker dengan benar, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun. (AD)