- Admin Dinkes
- Rabu, 18 November 2020
- 1418
Sebelum Terlambat, Jangan Takut Konsultasi Bila Menemukan Gejala Depresi
Gambar : Sebelum Terlambat, Jangan Takut Konsultasi Bila Menemukan Gejala Depresi (Shutterstock)
Setiap orang tentu saja memiliki penyebabnya tersendiri mengapa ia merasakan stres Baik itu karena kondisi sosial, ekonomi, lingkungan sekitar, juga susunan genetika. Munculnya rasa stres biasa diawali dari rasa kewalahan saat dihadapkan berbagai tekanan hidup. Apabila rasa stres tidak ditangani dengan bijak, rasa stres tersebut dapat menggiring seseorang ke dalam kondisi depresi.
Depresi adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang terjadi sedikitnya selama dua minggu atau lebih yang memengaruhi pola pikir, perasaan, suasana hati (mood) dan cara menghadapi aktivitas sehari-hari. Apalagi ditengah pandemi COVID-19 saat ini Hampir seluruh sektor terdampak, tak hanya kesehatan. Sektor ekonomi juga mengalami dampak serius akibat pandemi COVID-19 ini.
Merasakan cemas, sedih, stres, bingung, takut dan marah merupakan perasaan yang normal saat menghadapi situasi pandemic ini. Karena perasaan adalah reaksi spontan dari dalam diri kita terhadap orang, tempat, situasi atau peristiwa yang kita alami. Perasaan merupakan respons pada tubuh untuk melakukan perlindungan dan memastikan keamanan. Selain itu perasaan juga memiliki hubungan dengan cara seseorang berpikir dan berperilaku.
Saat ini Depresi menjadi salah satu masalah kesehatan yang mengancam karena dapat menurunkan mempengaruhi kesehatan fisik seseorang serta dapat menyebabkan kematian akibat bunuh diri jika terlambat ditangani.Berdasarkan estimasi WHO tahun 2015, jumlah kasus depresi di Indonesia adalah sebesar 3,7% atau sekitar 9,2 juta penduduk.
Lalu apa sajakah ciri-ciri seseorang mengalami depresi? Depresi diawali dengan stress dan biasanya mengalami hal-hal di bawah ini
- Merasa tertekan
- Kehilangan nafsu makan
- Mudah marah dan tersinggung
- Merasa lelah, tidak bisa tidur
- Sulit berkonsentrasi
Namun, depresi bukan tidak dapat dicegah. Ada beberapa upaya pencegahan depresi yang dapat diterapkan, diantaranya adalah dengan cara curhat, mengurangi akses ke media sosial, melakukan relaksasi, rutin berolahraga, atau mengunjungi rumah sakit jiwa untuk melakukan konsultasi dengan ahli kejiwaan agar mendapat penanganan medis yang tepat Sebaiknya depresi diatasi secara bertahap, dan berikut ini cara-cara mengatasi depresi tanpa perlu mengkonsumsi obat-obatan.
- Olahraga secara teratur, tidak perlu olahraga berat. Pagi hari berjalan kaki mengelilingi kompleks sudah cukup membatu
- Mengatur pola makan dan pola tidur
- Berbagi cerita pada orang lain, yang sering kali membuat depresi adalah memendam masalah sendirian. Disarankan untuk berbagi cerita pada orang-orang yang Anda percaya untuk mengurangi depresi
- Pergi liburan atau lakukan hal-hal yang Anda suka di saat waktu luang
- Menulis jurnal. Mungkin Anda mengalami kesulitan untuk berbagi cerita pada orang lain, menulis jurnal adalah salah satu alternatif yang bisa Anda lakukan.
- Kurangi membaca media sosial atau berita-berita yang membuat Anda tertekan. Bacalah sesuatu yang membuat hati bahagia
- Berhenti membandingkan diri Anda dengan orang lain, tidak ada manusia yang sempurna
Sebelum terlambat, sebaiknya depresi diatasi sejak awal sebelum berkembang menjadi depresi tinggi yang bisa menyebabkan kematian akibat bunuh diri. Pengobatan depresi memang bisa diatasi dengan konsultasi ke dokter lalu minum obat anti depresan, tapi dengan mengkonsumsi obat bisa membuat seseorang ketergantungan dan juga tidak mengatasi masalah yang ada, sehingga kemungkinan depresi muncul lagi sangat besar.
-AD