
- Admin Dinkes
- Kamis, 18 September 2025
- 2
Saat Keracunan Makanan, Apa yang Perlu Dilakukan?
Belakangan ini, ramai diberitakan tentang kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di beberapa wilayah Indonesia setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini sebenarnya memiliki tujuan yang sangat baik, yaitu menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah agar mereka dapat tumbuh sehat, cerdas, dan memiliki daya tahan tubuh yang optimal. Namun, kasus ini menunjukkan bahwa niat baik saja tidak cukup jika aspek keamanan dan kebersihan makanan tidak diperhatikan secara serius.
Keracunan makanan biasanya terjadi ketika bahan yang digunakan sudah tidak segar, alat masak atau dapur kurang bersih, atau makanan matang dibiarkan terlalu lama sebelum dikonsumsi. Kondisi seperti ini memungkinkan pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Salmonella, E. coli, dan Staphylococcus aureus, yang dapat menimbulkan gejala mulai dari mual, muntah, sakit perut, hingga demam. Anak-anak sangat rentan terhadap efek keracunan karena sistem pencernaan mereka masih sensitif, sehingga penting bagi sekolah dan penyedia katering untuk memperhatikan setiap detail dalam pengolahan makanan.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa makanan sehat bukan hanya soal kandungan gizi, tapi juga soal kebersihan, keamanan, dan cara penyajiannya. Program makan bergizi sering menghadapi tantangan logistik, seperti penyimpanan makanan yang lama, distribusi ke beberapa sekolah, atau penggunaan bahan baku yang belum disortir dengan baik. Semua faktor ini bisa menjadi pemicu terjadinya keracunan jika tidak ditangani dengan cermat.
Langkah pertama saat mengalami keracunan adalah menghentikan konsumsi makanan atau minuman penyebab. Selanjutnya, minum banyak air atau larutan elektrolit untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare. Tubuh juga membutuhkan istirahat cukup agar dapat pulih lebih cepat.
Selama pemulihan, hindari makanan berat, pedas, atau berlemak. Pilih makanan ringan seperti bubur, nasi tim, atau pisang yang mudah dicerna. Pantau gejala dengan seksama, termasuk frekuensi muntah dan diare, kondisi tubuh, dan tanda dehidrasi seperti mulut kering atau lemas.
Segera cari pertolongan medis jika gejala parah, misalnya muntah atau diare berulang, darah dalam tinja atau muntah, demam tinggi, atau gejala tidak membaik dalam 24 jam.
Selain itu, jaga kebersihan tangan dan peralatan makan untuk mencegah penyebaran bakteri atau virus ke orang lain. Dengan tindakan cepat dan tepat, tubuh dapat pulih lebih cepat, dan risiko komplikasi bisa diminimalkan.