
- Admin Dinkes
- Kamis, 06 Maret 2025
- 35
Ramadan untuk Mengoreksi Tubuh Ideal
Peringatan Hari Obesitas Sedunia (World Obesity Day) diperingati setiap tanggal 4 Maret. Tahun ini seluruh elemen yang bergabung dalam Federasi Obesitas Dunia mengusung tema "Changing Systems, Healthier Lives" menyoroti pesan untuk menunjukkan mengapa kita perlu mengalihkan fokus dari individu ke sistem yang gagal yang mendorong krisis obesitas.
Isu ini merupakan respon terhadap penanganan obesitas yang terfokus pada individu. Mereka mendorong untuk mengalihkan perhatian pada sistem yang membuat penanganan obesitas dianggap gagal. Sistem kesehatan, sistem pemerintahan, sistem makanan, media, dan lingkungan tempat kerja dan lingkungan tempat tinggal. Semua sistem ini dianggap berkontribusi terhadap meningkatnya tingkat obesitas di seluruh dunia.
Obesitas adalah penyakit dan penyebab utama penyakit tidak menular. Kelebihan berat badan ini bertanggung jawab atas hilangnya lebih dari 90 juta orang dewasa per tahun. Obesitas berkontribusi pada empat penyakit tidak menular utama setiap tahunnya. Pbesitas merupakan faktor risiko penyakit tidak menular utama seperti kanker, penyakit jantung iskemik, stroke, dan diabetes tipe 2. Indeks Massa Tubuh yang tinggi juga merupakan faktor risiko berkembangnya penyakit hati, penyakit ginjal, gangguan muskuloskeletal dan berkontribusi terhadap gangguan neurologis seperti demensia dan Alzheimer, serta kesehatan mental yang buruk (depresi).
Pengamatan Epidemiologi di Kepulauan Riau
Pengamatan epidemiologi untuk deteksi dini obesitas bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko, tren, dan distribusi obesitas dalam populasi. Deteksi dini obesitas melalui epidemiologi dapat membantu menekan angka kejadian obesitas dan komplikasi kesehatannya, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Pendekatan utama dalam deteksi dini obesitas melalui Pengukuran Antropometri dimana Indeks Massa Tubuh (IMT) dimana IMT ≥ 25 kelebihan berat badan, kemudian IMT ≥ 30 adalah obesitas. Untuk mendeteksi obesitas sentral, melalui Lingkar Pinggang (LP). Obesitas jika Pria: ≥ 90 cm sedangkan Wanita: ≥ 80 cm. Faktor risiko obesitas yang juga perlu diantisipasi adalah riwayat keluarga obesitas meningkatkan risiko, gaya hidup dengan pola makan tinggi kalori, rendah serat, kurang aktivitas fisik, serta status ekonomi rendah, kebiasaan makan tidak sehat, dan akses terbatas ke fasilitas olahraga.
Pengamatan dan pemantauan terus menerus kasus obesitas dapat dengan menggunakan data dari laporan rumah sakit, klinik, atau sistem kesehatan masyarakat, ataupun surveilans aktif dengan melakukan pemeriksaan langsung ke populasi melalui skrining kesehatan di sekolah, tempat kerja, atau komunitas.
Surveilans aktif dilakukan di sekolah dengan mengukur IMT anak-anak untuk deteksi dini obesitas pada usia muda, fasilitas kesehatan melalui pemeriksaan berkala pada pasien dengan faktor risiko tinggi, serta kampanye kesadaran kesehatan. Edukasi tentang pola makan sehat dan pentingnya aktivitas fisik.
Berdasarkan IMT, prevalensi obesitas pada Penduduk Dewasa (>18 Tahun) di Indonesia sebesar 23,4. Kepulauan Riau sebesar 26,8 lebih tinggi dari rata-rata nasional (SKI 2023). Angka ini juga sedikit lebih tinggi dibandingkan data sebelumnya yaitu 26, 4 (Riskesdas 2018). Prevalensi obesitas ini menjadikan Kepulauan Riau termasuk dalam 10 besar prevalensi tertinggi.
Sedangkan berdasarkan obesitas sentral (Lingkar Perut( Pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun Menurut Provinsi, SKI 2023 Indonesia 36,8. Kepulauan Riau sebesar 42,5. Jauh lebih tinggi daripada angka nasional. Prevalensi obesitas sentral Kepulauan Riau berada pada rangking 6 Nasional
Momentum Ramadan untuk menurunkan berat badan
Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Perut dapat dikoreksi dengan memperhatikan gaya hidup dan pola makan sehat. Stres mungkin bisa diabaikan pada bulan penuh rahmat ini. Kita fokus kita dapat mengukur konsumsi pada pola menu yang baku pada sahur di subuh hari dan makan di malam hari.
Mulai dengan mengurangi konsumsi gula dan meningkatkan sayuran, buah-buahan, dan karbohidrat kompleks. Perbanyak minum air putih, terutama saat tarawih dan tadarusan. Biasakan berjalan kaki menuju masjid saat subuh dan tarawih.
Walaupun hanya dapat menurunkan berat badan sekitar satu atau dua kilo gram saja, namun momentum Ramadan kita jadikan latihan untuk mengontrol berat badan ideal kita dengan gizi yang berimbang.