Konten Berita

...

Obesitas Dapat Membahayakan Masa Depan Kesehatan Anak

depositphotos 332271724 stock illustration vector illustration overweight boy holding

Gambar : Ilustrasi Obesitas Pada Anak

Anak yang mengalami kegemukan atau obesitas kadang sering dianggap lucu, chubbi atau menggemaskan. Padahal kondisi demikian bisa membahayakan masa depan anak. Dibalik kesan lucu dan menggemaskan pada anak yang mengalami obesitas, tersimpan risiko sindrom metabolik yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner, stroke, dan pembuluh darah.

Kementerian Kesehatan telah memiliki pedoman gizi seimbang Isi Piringku, yang menyarankan konsumsi lebih banyak makanan berkandungan protein dibandingkan karbohidrat dalam satu piring sekali makan. Anak-anak memerlukan banyak protein untuk tumbuh kembangnya dan bukan dengan memperbanyak karbohidrat.

Pada anak obesitas sering dijumpai dengan gejala mengorok. Penyebab tersebut yakni terjadinya penebalan jaringan lemak di daerah dinding dada perut sehingga menganggu proses pergerakan dinding dada dan diafrgama, sehingga terjadi penurunan volume torakal adomen dan menyebabkan beban kerja otot pernapasan meningkat. Berbagai dampak di atas memiliki efek yang sangat besar pada kualitas hidup dan pengalaman sosial penderita obesitas, dan dapat berimplikasi serius terhadap tingkat morbiditas.

Dampak kesehatan yang berkaitan dengan obesitas pada masa kanak-kanak adalah naiknya tingkat keparahan asma dan penyakit pernapasan lain, tingkat kebugaran yang lebih rendah, diskriminasi sosial seperti bullying, viktimisasi, dan pengucilan yang bisa mengakibatkan harga diri yang rendah, kualitas hidup yang lebih rendah, dan prestasi akademik yang lebih rendah, meningkatnya risiko penyakit kardiovaskuler. penyakit lain yang dijumpai pada anak-anak adalah hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes mellitus tipe 2, yang dulunya juga didominasi oleh orang dewasa dan tua.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Dr. Eva mengatakan, tantangan dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian obesitas, di antaranya kesadaran masyarakat bahwa obesitas merupakan penyakit.

“Teknologi yang tidak mendukung aktivitas fisik dimana mudahnya transportasi dan gawai sehingga membuat masyarakat Indonesia malas bergerak kemudian peran pemerintah daerah yang masih perlu kita dorong untuk menciptakan lingkungan yang kondusif melalui aturan dan ruang-ruang, menyiapkan ruang-ruang olahraga untuk masyarakat,” kata Direktur P2P Dr. Eva.

Dr. Eva melanjutkan, meningkatnya pengetahuan, kesadaran serta kepedulian masyarakat terhadap obesitas dengan melakukan deteksi sedini mungkin merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan dan kebugaran serta menghindari penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan lain-lain.

Dr. Eva juga mengungkapkan, obesitas sangat mungkin dicegah dengan menerapkan perilaku hidup sehat. Penerapan perilaku hidup sehat ini memerlukan komitmen setiap individu untuk ikut bertanggung jawab atas kesehatan dirinya.

“Untuk itu, saya mengajak segenap hadirin untuk segera merubah gaya hidup menjadi lebih sehat untuk mencegah obesitas, di mulai dari diri sendiri dan ikut serta menjadi agen perubahan bagi keluarga dan orang-orang terdekat serta masyarakat pada umumnya,” ungkap Direktur P2PTM.

...

Ayo, Lawan Obesitas : Dinkes selenggarakan Pemeriksaan Fisik pada Pegawai Pemprov Kepri

WhatsApp Image 2024 03 08 at 09.22.09

Peringatan Hari Obesitas Sedunia tahun 2024 di Kepulauan Riau dilaksanakan dengan pemeriksaan fisik bagi pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riaun (8/4). Pemeriksaan itu dirangkaikan dengan pemeriksaan faktor risiko lainnya. Kegiatan diawali dengan senam kesehatan dan sarapan sehat.

WhatsApp Image 2024 03 08 at 09.22.09 1

Hari obesitas sedunia yang diperingati setiap tanggal 4 maret, tahun ini mengambil tema global “Let’s Talk About Obesity” dan tema nasional “Ayo, Lawan Obesitas”. Pilar kampanye dari tema ini adalah mengangkat isu obesitas menjadi bahan pembicaraan baik untuk mengubah persepsi tentang obesitas; Mendorong masalah obesitas sebgai masalah bersama; dan mengarahkan pada satu agenda rencana aksi nasional.
Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau yang hadir dalam kegiatan menyampaikan bahwa upaya pencegahan dan penanggulangan obesitas perlu diselenggarakan secara bersama – sama, dengan melibatkan oleh masyarakat, tenaga kesehatan, pemangku kebijakan, organisasi masyarakat serta pihak lainnya.
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko Penyakit Tidak Menular. Data tahun 2019 angka obesitas di Indonesia sekitar 14% dan diperkirakan meningkat menjadi 25-26% saat ini. Obesitas pada dewasa > 18 tahun di Kepulauan Riau sekitar 25% (Riskesdas 2018). Ada trend meningkat pada setiap riset sebelumnya.

...

Cegah Obesitas dengan Pola Makan yang sehat dan Olahraga Teratur

Obesitas

Gambar : Ilustrasi Obesitas

Obesitas dapat terjadi ketika kadar kalori masuk lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal tersebut menyebabkan energi menjadi berlebihan, sehingga diubah menjadi cadangan dalam bentuk lemak. Selain itu, faktor genetik, gaya hidup keluarga, tidak aktif (malas bergerak), diet tidak sehat, masalah medis tertentu, konsumsi obat-obatan tertentu, masalah sosial dan ekonomi, usia, kehamilan, serta kurang tidur juga dapat menyebabkan terjadinya obesitas. Namun Secara umum, penyebab utama obesitas adalah jarang beraktivitas serta pola makan dan kebiasaan makan yang tidak sehat.

 

Beberapa cara guna mencegah kenaikan berat badan, yaitu dengan olahraga harian, diet sehat, dan komitmen jangka panjang untuk mengawasi apa yang dimakan dan minum. Prinsip dasar penatalaksanaan obesitas yang dianjurkan badan dunia adalah dengan diet rendah energi seimbang dengan pengurangan energi 500-1000 kkal dari kebutuhan sehari dengan cara :

  • Mengurangi konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, jagung, kentang dan sereal,
  • Menghindari konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat sederhana seperti gula pasir, gula merah, sirup, kue yang manis dan gurih, madu, selai, dodol, coklat, permen, minuman ringan,
  • Mengurangi konsumsi bahan makanan sumber lemak dengan tidak mengolah makanan dengan cara digoreng dan menggunakan santan kental serta mentega dan margarin dan
  • Mengutamakan konsumsi bahan makanan sumber protein rendah lemak, seperti ikan, putih telur, ayam tanpa kulit, susu dan keju rendah lemak, tempe tahu, dan kacang-kacangan yang diolah

Selain Mengatur Pola Makan, Berolahraga secara teratur berupa aktivitas intensitas sedang selama 150 hingga 300 menit seminggu  juga dapat  mencegah penambahan berat badan. Kegiatan fisik yang cukup intens termasuk berjalan cepat dan berenang. Ikuti rencana makan sehat, dengan fokus pada makanan rendah kalori, makanan padat nutrisi, seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian. Hindari lemak jenuh dan batasi permen dan alkohol. Makan tiga kali sehari dengan camilan terbatas.

Awasi dan pelajari makanan sehari-hari dan selalu berat badan secara teratur dan konsisten. Proses menurunkan berat badan tidak mudah dan singkat, serta penerapan pola hidup sehat juga tidak boleh dijadikan sementara. Hal yang terpenting adalah memiliki pola pikir bahwa gaya hidup sehat harus dilakukan terus-menerus, bila berat badan menurun itu adalah bonus dari tubuh yang sehat. (AD)

...

Bahaya Obesitas dan Tips Pencegahannya

obesitas

Gambar : Obesitas 

Berdasarkan Riskesdas atau Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas pada kelompok usia produktif di atas 28 tahun.  Prevalensi kelebihan berat badan meningkat dari 11,5 persen pada 2013 menjadi 13,6 persen pada 2018. Sedangkan prevalensi obesitas meningkat dari 14,8 persen pada 2013 menjadi 21,8 persen pada 2018.

 

Peningkatan ini mengkhawatirkan mengingat kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor risiko dari banyak penyakit. Masalah obesitas ini terkait dengan peningkatan jumlah kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, serta beberapa penyakit kanker. Jumlah kematian penderita obesitas yang disertai sejumlah penyakit tersebut lebih banyak dibanding penderita dengan berat badan yang normal.

rumus indeks massa tubuh

Gambar : Indeks Masa Tubuh 

Seseorang dewasa dinyatakan mengalami obesitas, jika indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 25. Perhitungan tersebut didapat dengan membandingkan berat badan dengan tinggi badan. Nilai IMT ini digunakan untuk mengetahui berat badan seseorang normal, kurang atau berlebih, hingga obesitas. Walaupun demikian, Orang yang telah mengalami obesitas masih memiliki peluang agar dapat kembali seperti sediakala. Berikut ini beberapa kiat dalam mengatasi obesitas :

  1. Perbanyak Konsumsi sayur dan buah

Asupan sayur dianjurkan sebesar 5-6 porsi sedangkan buah minimal 3 porsi per hari. Sayur dan buah berfungsi memelihara mikroflora usus, mencegah obesitas, diabetes melitus, hipertensi, kanker kolon. Bahkan, asupan secara benar dan sesuai maka buah dan sayur akan mencegah penyakit berat, appendicitis, diabetes, penyakit jantung koroner dan obesitas.

Serat merupakan komponen penyusun diet manusia yang sangat penting. Dengan adanya serat, maka penyerapan karbohidrat, lemak dan protein menjadi berkurang. Jika halini dilakukan secara teratur dan berkesinambungan, maka kegemukan dapat dihindari. Serat mampu memberikan perasaan kenyang dalam waktu yang cukup lama.

Sayuran yang banyak mengandung serat adalah, bayam, kangkung, buncis, daun beluntas, daun singkong, kacang panjang, daun katuk, daun kelor, sawi, kecipir, kol dan lain-lain. Buah-buahanyang banyak mengandung tinggi serat adalah alpukat, belimbing, srikaya, cempedak, nangka, durian, jeruk, kedondong, kemang, mangga, nanas dan sebagainya.

  1. Aktlflah bergerak

Aktiflah bergerak setiap hari sesuai kemampuan dan kondisi tubuh. Untuk tahap awal, dapat dimulai dengan jalan atau jalan cepat selama 10 menit dan dinaikkan durasinya secara bertahap. Setelah mencapai durasi 30 menit dapat diganti dengan aktivitas lain seperti bersepeda, renang, senam aerobik.

Menjadi aktif sangat penting dalam mencegah dan mengatasi obesitas, selain itu juga penting untuk mencegah penyakit jantung pembuluh darah, stroke, diabetes dan penyakit tidak menular lain. Prinsip utama aktivitas fisik pada obesitas adalah untuk meningkatkan pengeluaran energi dan membakar lemak. Aktivitas fisik dan latihan fisik menjadi bagian terintegrasi sebagai terapi untuk menurunkan berat badan dan menjaga berat badan tetap ideal.

Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot rangka dan meningkatkan pengeluaran tenaga serta energi. Aktvitas ini mencakup aktivitas yang dilakukan di sekolah, di tempat kerja, aktivitas dalam keluarga/rumah tangga, aktivitas selama dalam perjalanan dan aktivitas fisik lain yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang sehari hari.

...

Obesitas dan bahayanya bagi kesehatan

IMG 20180720 WA00261

Obesitas sebagai suatu kondisi dimana terjadi penimbunan lemak yang berlebihan pada tubuh yang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan (WHO, 2013). Tanda-tandanya bisa dilihat dari adanya timbunan  lemak berlebihan pada bagian atas dada, pundak, leher, lengan, bawah perut, pinggul, paha dan bagian tubuh lainnya.

Obesitas menjadi faktor risiko berbagai penyakit metabolik dan degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker, osteoarthritis dan lainnya. Prevalensinya di Indonesia saat ini cukup tinggi, data Riskesdas menyatakan bahwa dari 100 penduduk pada laki-laki usia diatas 18 tahun ditemukan 19 orang obesitas dan pada perempuan usia diatas 18 tahun ada 32 orang obesitas (Riskesdas, 2013). Bahkan Indonesia menempati urutan ke-10 di dunia sebagai negara dengan obesitas tertinggi (The Lancet, 2014). Dari hasil pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT) anggota sipil negara (ASN) dan honorer di 26 organisasi perangkat daerah (OPD) yang ada di pemerintahan Provinsi Kepri pada Mei 2018 lalu, dari 637 orang yang diukur IMT-nya ada 258 orang (40,5%) yang obesitas dan sebanyak 369 orang (57,9%) yang obesitas sentral, yang diukur menggunakan lingkar perut. Hal ini menunjukkan representasi pegawai Pemprov Kepri kondisinya berisiko tinggi terhadap penyakit tidak menular (PTM).

 

IMG 20180720 WA00251

Makan berlebihan, sering makan dan tidak teratur, sering ngemil, banyak makan gorengan atau yang berlemak dan yang manis, kurang makan sayur dan buah, belum lagi kurang gerak, kurang atau bahkan tidak ada latihan fisik, jikapun ada waktunya kurang dari 30 menit per hari menjadipenyebab obesitas yang sudah menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama di Indonesia.

Obesitas berisiko 2 kali lipat mengakibatkan jantung koroner atau serangan jantung, stroke, diabetes melitus, dan tekanan darah tinggi. Selain itu berisiko tinggi terjadinya kanker, pada laki-laki berisiko tinggi menderita kanker usus besar dan kanker prostat sedangkan pada wanita berisiko tinggi menderita kanker payudara dan leher Rahim. Obesitas berisiko 3 kali lipat terkena batu empedu, berisiko meningkatkan lemak dalam darah dan asam urat, berisiko mengakibatkan sumbatan nafas saat sedang tidur, serta menurunnya tingkat kesuburan reproduksi. Secara tidak langsung penderita orang yang obesitas produktivitas kerjanya menurun akibat gerakannya menjadi lamban, mengurangi rasa percaya diri, penampilan menjadi kurang menarik bahkan bisa sampai menarik diri dari pergaulan.

Atur Pola Makan dan Pola Aktivitas

Obesitas dapat dicegah dengan pola hidup yang sehat. Mengkonsumsi makanan beraneka ragam terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah, karbohidrat 3-8 porsi per hari tergantung pada kebutuhan, protein hewani dan nabati 2-3porsi per hari, sayur 3-5 porsi per hari dan buah 2-3- porsi per hari. Konsumsi lemak, minyak, gula dan alcohol harus dibatasi, biasakan pola makan teratur.

Aktivitas fisik berguna untuk membakar kalori, dan kegiatan yang dapat dilakukan seperti berkebun, menyapu, mengepel, berjalan kaki, bersepeda, berenang atau olahraga lainnya. Meningkatkan aktivitas fisik minimal 1 jam per hari, membatasi aktivitas seperti menonton TV, computer, game dan tidur yang berlebihan. Aktivitas fisik minimal 2-3 kali seminggu dengan waktu 20- 50 menit perkali latihan. (Dr/ptm)

Kontak Kami