- Admin Dinkes
- Jumat, 12 Februari 2021
- 4094
Integrasi SITB - SIMRS Sebagai Upaya Tingkatkan Cakupan Pengobatan TB
Gambar : Pertemuan Koordinasi Integrasi SITB Dan SIMRS di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021
Penyakit TB masih menjadi penyebab kematian akibat penyakit infeksi. Tiap harinya, hampir 4500 orang meninggal dunia akibat TB dan 30.000 orang menderita penyakit TB yang sebenarnya bisa dicegah dan diobati. Usaha global sudah dilakukan untuk melawan penyakit TB dan sudah menyelamatkan 54 juta jiwa sejak tahun 2000 dan rerata mortalitas akibat TB menurun sebanyak 42%. Indonesia adalah negara ketiga di dunia dengan beban TB terbanyak setelah India dan Cina, yaitu 842.000. Namun demikian bisa jadi kenaikan peringkat ini adalah prestasi terhadap pelaporan TB.
Banyaknya kasus TB yang tidak terdeteksi merupakan masalah tersendiri bagi Indonesia. TB tumbuh subur pada daerah dengan iklim tropis seperti di Indonesia. Belum lagi kesadaran masyarakat yang rendah terhadap penyakit ini. Selama ini TB masih menjadi momok bagi Indonesia. TB memiliki penyebaran dan gejala yang mirip sekali dengan COVID-19 yang sedang trending saat ini.
Target program Penanggulangan TB nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia bebas TB tahun 2050. Untuk tercapainya target program Penanggulangan TB nasional, Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota harus menetapkan target Penanggulangan TB tingkat daerah berdasarkan target nasional dan memperhatikan strategi nasional. Strategi nasional Penanggulangan TB sebagaimana terdiri atas penguatan kepemimpinan program TB, peningkatan akses layanan TB yang bermutu, pengendalian faktor risiko TB, peningkatan kemitraan TB, peningkatan kemandirian masyarakat dalam Penanggulangan TB dan penguatan manajemen program TB.
TB dapat disembuhkan asalkan pasien meminum obat dengan teratur. Setelah terinfeksi, pasien TB akan mendapatkan pengobatan berupa antibiotik khusus. Jenis antibiotik yang digunakan tergantung pada lokasi tuberkulosis, derajat berat/ringan penyakit, usia, jenis kasus (kasus baru, putus obat, kasus berulang, dll), dan pertimbangan khusus (riwayat alergi, gangguan fungsi hati, dan gangguan fungsi ginjal).
Dari segi waktu, ada pasien yang mendapatkan pengobatan selama 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan. Karena pengobatan TB yang relatif lama. Maka pasien TB harus terus menerus dimonitor oleh fasilitas kesehatan sehingga penularan TB dapat ditekan. Karena jangka waktu pengobatan yang panjang. Bisa jadi pasien TB berpindah-pindah faskes sesuai dengan penyakit lain yang mereka derita.
Integrasi Data SIMRS Dengan SITB bertujuan untuk memberikan pelaporan yang realtime sehingga bisa digunakan bukan hanya untuk monitoring kasus TB, tetapi juga bisa digunakan untuk mencari kontak erat pasien TB sehingga kasus TB di Indonesia bisa ditekan
Dengan sistem SITB yang bisa diakses oleh semua fasilitas kesehatan. Pasien TB bisa termonitor dan menjadi warning bagi fasilitas kesehatan lainnya supaya merawat pasien TB terpisah dengan pasien lainnya. Tujuan Isolasi bukan karena penyakit ini adalah penyakit menjijikkan atau berbahaya. Tapi karena TB memiliki tingkat penularan yang tinggi. (SF)