Konten Berita

...

Mengenal Jenis dan Manfaat Rapid Test dan Swab PCR

Antigen dan PCR

Saat ini mengantisipasi lonjakan kasus terkonfirmasi serta penyebaran varian baru COVID-19, Kementerian Kesehatan mendorong daerah untuk menggencarkan 3T (Testing, Tracing dan Treatment), supaya bisa segera dilakukan tindakan penanganan. Untuk mendeteksi virus, dilakukan test melalui Rapid Antigen dan Swab PCR.

Tes PCR dan rapid test digunakan sebagai cara untuk mendeteksi virus Corona di dalam tubuh. Bagi Anda yang belum tahu mengenai tes PCR dan rapid test, berikut ini adalah penjelasan singkatnya:

  • Tes Polymerase Chain Reaction (PCR)

Tes PCR adalah jenis pemeriksaan untuk mendeteksi pola genetik (DNA dan RNA) dari suatu sel, kuman, atau virus, termasuk virus Corona (SARS-CoV-2). Hingga saat ini, tes PCR merupakan tes yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendiagnosis COVID-19. Tingkat akurasi tes PCR cukup tinggi, tetapi pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang cukup lama hingga hasilnya keluar, yaitu sekitar 1–7 hari. Tes PCR umumnya perlu dilakukan pada orang yang mengalami gejala COVID-19, seperti batuk, pilek, demam, terganggunya indra penciuman, serta sesak napas, khususnya jika orang tersebut memiliki riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi COVID-19.

  • Rapid test

Selain tes PCR, rapid test juga kerap digunakan sebagai pemeriksaan awal atau skrining COVID-19. Sesuai namanya, hasil rapid test bisa langsung diketahui dalam waktu yang singkat, biasanya hanya sekitar beberapa menit atau paling lama 1 jam untuk menunggu hasil pemeriksaan keluar. Hingga saat ini, terdapat dua jenis rapid test yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus Corona di dalam tubuh pasien, yaitu:

  • Rapid test antigen

Antigen merupakan suatu zat atau benda asing, misalnya racun, kuman, atau virus, yang dapat masuk ke dalam tubuh. Sebagian antigen dapat dianggap berbahaya oleh tubuh, sehingga memicu sistem imunitas untuk membentuk zat kekebalan tubuh (antibodi). Reaksi ini merupakan bentuk pertahanan alami tubuh untuk mencegah terjadinya penyakit. Virus Corona yang masuk ke dalam tubuh akan terdeteksi sebagai antigen oleh sistem imunitas. Antigen ini juga dapat dideteksi melalui pemeriksaan rapid test antigen.Rapid test antigen untuk virus Corona dilakukan dengan mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan melalui proses swab. Untuk memberikan hasil yang lebih akurat, pemeriksaan rapid test antigen perlu dilakukan paling lambat 5 hari setelah munculnya gejala COVID-19. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan rapid test antigen virus Corona memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan rapid test antibodi. Akan tetapi, pemeriksaan rapid test antigen dinilai belum seakurat tes PCR untuk mendiagnosis COVID-19.

  • Rapid test antibodi

Antigen, termasuk virus Corona, yang masuk ke dalam tubuh dapat terdeteksi oleh sistem imunitas tubuh. Setelah antigen terdeteksi, sistem imun akan memproduksi antibodi untuk memusnahkannya. Keberadaan antibodi untuk membasmi virus Corona bisa dideteksi melalui rapid test antibodi. Jenis rapid test untuk COVID-19 ini merupakan jenis rapid test yang paling awal muncul. Sayangnya, tes ini memiliki tingkat akurasi yang rendah dalam mendeteksi keberadaan virus Corona di dalam tubuh. Inilah sebabnya rapid test antibodi tidak layak digunakan sebagai metode pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19. Hasil pemeriksaan rapid test antibodi untuk COVID-19 dibaca sebagai reaktif (positif) dan nonreaktif (negatif).

 Lantas seberapa penting kedua metode test untuk pemeriksaan COVID-19. Test ini banyak sekali manfaatnya, salah satunya karena kita bisa mengetahui sesegera mungkin apakah yang bersangkutan positif atau negatif, yang mana kegiatan ini nantinya juga akan disinergikan dengan contact tracing.

Jika sudah melakukan tes antigen kemudian ternyata hasil tes positif apa yg harus dilakukan?, jika ditemukan kasus reaktif pada rapid antigen maka akan langsung dilakukan test PCR/swab kemudian dilanjutkan contact tracing baik dirumah maupun tempat kerja guna menemukan kasus positif lainnya untuk diisolasi agar tidak menjadi sumber penularan COVID-19 di masyarakat. Apabila ditemukan kasus dengan hasil pemeriksaan negatif, jangan senang dulu ya. Dengan akurasi sekitar 80-95%, bisa saja kamu terinfeksi namun tidak terdeteksi oleh alat tersebut. Jadi sebaiknya jangan lengah, tetap disiplin prokes 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun).

Penting untuk diketahui hasil pemeriksaan negatif COVID-19 tidak menjamin kamu kebal terhadap COVID-19, Sebab kemungkinan kamu terpapar COVID-19 masih sangat besar terlebih jika abai terhadap protokol kesehatan 3M. Saat di tempat umum seperti moda transportasi maupun di ruangan tertutup, sebaiknya tingkatkan kewaspadaan terhadap penularan COVID-19.

Jika mengalami gejala tertentu seperti batuk, pilek, demam dll, sebaiknya segera periksakan diri ke faskes terdekat. Apabila pernah berkumpul di kerumunan sebaiknya segera lakukan Rapid Test Antigen atau Swab PCR dikarenakan Saat ini penularan COVID-19 masih terjadi ditengah masyarakat, diimbau agar tetap waspada dengan menerapkan protokol kesehatan 3M, jika memang tidak ada kepentingan sebaiknya dirumah saja dengan tetap melakukan kegiatan yang produktif dan sehat. (MH)

Kontak Kami