Pedoman WHO terkait Penggunaan Masker Bagi Anak-Anak
Gambar : Penggunaan Masker
Masker, kini menjadi barang yang WAJIB kita gunakan untuk aktifitas atau kegiatan kita sehari-hari diluar ruangan maupun didalam ruangan, hendaknya kita semua ketahui bagaimana menggunakan masker dengan benar. Berikut adalah panduan menggunakan masker yang benar:
- Pastikan Anda telah mencuci tangan dengan benar.
- Jika Anda menggunakan masker bedah, pastikan sisi luar adalah yang berwarna hijau dan sisi dalam yang berwarna putih.
- Pasang tali masker dengan baik. Jika tali masker perlu diikat, ikat bagian atas terlebih dahulu, kemudian bagian bawahnya.
- Pastikan masker menutupi hidung, mulut, dan dagu dengan sempurna. Pastikan pula bagian yang ada logamnya berada di batang hidung.
- Lekukkan strip logam mengikuti lekukan hidung hingga tidak ada menyisakan lubang.
- Hindari menyentuh bagian tengah masker saat menggunakan dan melepas masker.
- Buang masker ke tempat sampah dan cuci tangan Anda hingga bersih setelah menggunakan masker.
Menggunakan masker untuk virus Corona efektif untuk mencegah penularan. Apa pun jenis maskernya, kita harus mengerti cara pemakaian yang tepat. Selain itu, cuci tangan juga sama pentingnya dengan memakai masker. Pastikan selalu mencuci tangan setiap usai melakukan atau menyentuh sesuatu, terutama di tempat umum. Jenis masker sangat beragam. Beberapa di antaranya hanya berguna untuk menangkal polusi tapi tidak bisa menangkal penularan virus Corona. Hingga saat ini, ada 3 jenis masker untuk virus Corona yang disarankan kepada masyarakat:
Sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan RI, semua orang disarankan untuk memakai masker kain ketika harus bepergian ke luar rumah, misalnya saat harus bekerja atau membeli kebutuhan bulanan. Masker kain tetap dapat menghalau sebagian percikan air liur yang keluar saat berbicara, menghela napas, ataupun batuk dan bersin. Jadi, jika digunakan dengan benar, masker ini tetap dapat mengurangi penyebaran virus Corona di masyarakat, terutama dari orang yang terinfeksi virus namun tidak memiliki gejala apa pun. Meski begitu, selama beraktivitas di tempat yang cukup banyak orang, alangkah baiknya untuk tetap melakukan physical distancing walaupun sudah mengenakan masker kain. Jika kita sedang sakit dengan gejala batuk, atau bersin yang jelas, lebih baik lakukan isolasi mandiri di rumah. Selain itu, tidak disarankan untuk menggunakan masker kain 2 kali. Jadi, sebisa mungkin cuci masker kain setiap kali kita selesai memakainya.
Masker bedah atau surgical mask merupakan jenis masker sekali pakai yang mudah dijumpai dan sering digunakan tenaga medis saat bertugas. Masker bedah efektif pilihan untuk mencegah penyebaran virus Corona karena memiliki lapisan yang mampu menghalau percikan air liur. Kebanyakan masker bedah terdiri dari 3 lapisan yang memiliki fungsi berbeda, yaitu:
- Lapisan luar, yang antiair
- Lapisan tengah, yang berfungsi sebagai filter kuman
- Lapisan dalam, yang berguna untuk menyerap cairan yang keluar dari mulut
Jika sedang sakit, Anda lebih disarankan menggunakan masker dengan ketiga fungsi tersebut karena efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular, seperti infeksi virus Corona. Meski efektif untuk menghadang virus Corona, karena stoknya yang makin menipis, saat ini masker bedah lebih diutamakan untuk melindungi tenaga medis yang bekerja di pelayanan kesehatan atau orang yang sedang sakit guna mencegah penularan virus ke orang lain.
Masker N95 juga efektif untuk mencegah penularan virus Corona. Masker yang cenderung lebih mahal dari masker bedah ini tidak hanya mampu menghalau percikan air liur saja, tapi juga partikel kecil di udara yang mungkin mengandung virus. Dibanding masker bedah, masker N95 terasa lebih ketat pada wajah karena telah didesain secara pas untuk menutupi hidung dan mulut orang dewasa. Pada anak-anak, penggunaan masker ini tidak disarankan karena ukuran masker bisa terlalu besar sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang cukup. Walaupun daya lindungnya lebih baik, masker N95 tidak disarankan untuk penggunaan sehari-hari. Hal ini disebabkan desainnya yang membuat orang yang memakai bisa sulit bernapas, gerah, dan tidak betah memakainya dalam jangka waktu yang agak lama. Masker ini diutamakan untuk digunakan untuk petugas medis yang memang kontak secara langsung dengan penderita COVID-19, misalnya dokter dan perawat yang bekerja di ruang isolasi khusus COVID-19 atau di IGD. Masa pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kehidupan orang dewasa saja, tapi juga sangat mempengaruhi kehidupan pada anak-anak. Jika dibiarkan secara terus menerus dikhawatirkan akan berdampak pada tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun psikis berikut penjelasan Anjuran WHO terkait pakai masker sesuai dengan usia anak :
Usia anak 5 (lima) tahun dan lebih muda : sebaiknya anak pada usia ini dirumah saja. Jika terpaksa keluar rumah, hindari penggunaan masker, khususnya anak di usia dibawah 5 tahun. Sebagai alternatif dapart menggunak faceshield atau kereta dorong berpenutup dengan pengawasan ketat oleh orang tua.
Anak usia 6-11 tahun : rekomendasi dari WHO dan Unicef kewajiban anak usia 6-11 tahun memakai masker harus mempertimbangkan beberapa faktor yaitu :
- Tingkat resiko penularan covid-19 ditempat anak tersebut tinggal
- Kemampuan anak dalam menggunakan masker dengan tepat
- Akses pada masker dan tempat cuci/ganti masker misalnya disekolah
- Pengawasan dan bimbingan orang dewasa untuk menggunakan masker dengan tepat
- Potensi dan dampak menggunakan masker pada perkembangan belajar dan psikososial anak (harus konsultasikanb dengan guru, orang tau, wali, dan tenaga kesehatan)
- Situasi khusus dan interaksi anak dengan yang memiliki resiko tinggi dari covid-19 (seperti orang dengan usia lanjut dan yang mempunyai kondisi kesehatan tertentu)
Untuk usia 12 tahun dan lebih menurut rekomendasi WHO dan Unicef pada anak usia 12 tahun keatas wajib menggunakan masker seperti orang dewasa.
pemakaian masker pada anak perlu dipertimbangkan dengan bijak. Pasalnya, masker bisa melindunginya, tapi bisa juga meningkatkan risikonya untuk terinfeksi. Oleh karena itu, orang tua harus fokus pada langkah pencegahan yang lain, seperti membiasakannya cuci tangan. Pastikan anak memahami mengenai cara mencuci tangan yang benar dan kapan saja ia harus mencuci tangan. Ingatkan anak untuk mencuci tangannya secara teratur dan tidak menyentuh wajah atau makan dengan tangan yang kotor. Berikan anak makanan bergizi dan pastikan anak cukup istirahat supaya daya tahan tubuhnya tetap prima.
MH