- Admin Dinkes
- Minggu, 17 Mei 2020
- 3579
Kenali beberapa metode dalam pemeriksaan Covid-19
Gambar : Rapid Test
Beberapa bulan belakangan ini kita tengah dilanda dengan pandemi Covid-19, Kasus Positif Covid-19 semakin hari semakin bertambah, Namun di tengah penambahan kasus positif Covid-19 yang terus meningkat, jumlah kasus yang sembuh juga terus bertambah. Untuk mengetahui seseorang Positif atau Negatif Covid-19 diperlukan beberapa pemeriksaan sebelum seseorang tersebut dinyatakan Positif atau Negatif Covid-19.
Dalam menghadapi pandemi Covid-19 kita akan menemukan berbagai istilah pemeriksaan Covid-19. Ada beberapa jenis tes yang dapat dilakukan untuk mendeteksi apakah seseorang telah terpapar Covid-19 atau tidak. Di Indonesia sendiri, setidaknya ada tiga jenis tes virus corona, baik yang telah maupun yang direncanakan akan digunakan oleh pemerintah, yaitu melalui Rapid test, PCR, dan TB-TCM.
1. Rapid Test
Banyak orang mengira, Rapid test ini sama dengan pemeriksaan swab tenggorokan yang selama ini dilakukan untuk mendeteksi virus, hanya saja lebih cepat dan praktis. Padahal, anggapan tersebut kurang tepat. Rapid test dan pemeriksaan swab adalah pemeriksaan yang berbeda. Rapid test merupakan metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan Covid-19.
Adapun pemeriksaan rapid test dimulai dengan mengambil sampel darah dari ujung jari yang kemudian diteteskan ke alat rapid test. Selanjutnya, cairan untuk menandai antibodi akan diteteskan di tempat yang sama. Hasilnya akan berupa garis yang muncul 10–15 menit setelahnya. Hasil rapid test positif menandakan bahwa orang yang diperiksa pernah terinfeksi Covid-19. Meski begitu, orang yang sudah terinfeksi Covid-19 dan memiliki virus ini di dalam tubuhnya bisa saja mendapatkan hasil rapid test yang negatif karena tubuhnya belum membentuk antibodi terhadap virus Corona.
Oleh karena itu jika hasilnya negatif, pemeriksaan rapid test perlu diulang sekali lagi 7–10 hari setelahnya dan disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari walaupun tidak mengalami gejala sama sekali dan merasa sehat. Namun bila Rapid test hasilnya positif, jangan panik dulu. Antibodi yang terdeteksi pada rapid test bisa saja merupakan antibodi terhadap virus jenis lain, bukan yang menyebabkan COVID-19. Jadi, rapid test di sini hanyalah sebagai pemeriksaan skrining atau pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan untuk mendiagnosa infeksi virus Corona atau COVID-19.
2. PCR (Polymerase Chain Reaction)
Saat ini, PCR juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona. DNA merupakan material genetik dengan rantai ganda, sedangkan RNA merupakan material genetik dengan rantai tunggal. DNA dan RNA setiap spesies makhluk hidup membawa informasi genetik yang unik.
Sebelum kita melakukan tes (PCR), kita wajib terlebih dulu melakukan pemeriksaan swab. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil spesimen sampel dahak, lendir, atau cairan dari nasofaring (bagian antara hidung dan tenggorokan), orofaring (bagian antara mulut dan tenggorokan), atau paru-paru pasien yang diduga terinfeksi Covid-19 kemudian sampel tersebut akan diteliti di laboratorium.
Penelitian sampel tersebut diawali dengan proses konversi (perubahan) RNA yang ditemukan di sampel menjadi DNA. Hal ini karena virus Corona penyebab Covid-19 merupakan virus RNA, Proses mengubah RNA virus menjadi DNA dilakukan dengan enzim reverse-transcriptase, sehingga teknik pemeriksaan virus RNA dengan mengubahnya dulu menjadi DNA dan mendeteksinya dengan PCR disebut reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR).
Prosedur akhir selanjutnya dilakukan perbanyakan materi genetik sehingga bisa terdeteksi. Jika mesin PCR mendeteksi RNA virus Corona di sampel dahak atau lendir yang diperiksa, maka hasilnya dikatakan positif. Pemeriksaan ini dinilai lebih akurat sebagai patokan diagnosis, sebab virus corona akan menempel di hidung atau tenggorokan bagian dalam saat ia masuk ke tubuh
3. TCM (Tes Cepat Molekuler)
Tes Cepat Molekuler (TCM) atau sering disebut rapid molecular diagnostic untuk mengonfirmasi hasil tes swab hidung dan tenggorokan. Sebelumnya, Jenis tes ini biasanya digunakan untuk pasien penyakit tuberkolosis (TB). Adapun langkah yang akan dilakukan adalah dengan aktivasi mesin TB-TCM yang dikonversikan agar dapat digunakan sebagai alat pemeriksaan Covid-19.yaitu berdasarkan pemeriksaan molekuler. Metode dari tes ini adalah melalui dahak dengan amplifikasi asam nukleat berbasis cartridge. Hasil dari TCM terbilang cepat, yaitu dalam waktu kurang lebih dua jam. Dengan metode TCM, pemeriksaan akan menggunakan antigen.
-AD