Konten Berita

...

Waspada Tanda-Tanda Bahaya di Masa Kehamilan

Tanda Bahaya Kehamilan

Gambar : Waspada Tanda Bahaya di Masa Kehamilan (janethes.com)

Kehamilan merupakan kabar gembira yang ditunggu-tunggu bagi pasangan yang sudah menikah. Entah itu yang baru saja menikah hingga yang sudah lama menikah. Kemampuan wanita untuk menangkap tanda-tanda kehamilan berbeda-beda. Di masa kehamilan memungkinkan untuk ibu hamil mengalami beberapa perubahan dan keluhan pada tubuh. Keluhan-keluhan yang umum biasanya akan hilang sendiri, namun ada beberapa keadaan tertentu yang perlu ibu hamil waspadai. beberapa tanda awal kehamilan yang paling umum terjadi, seperti mual dan muntah atau dikenal sebagai morning sickness, dan telat haid. Selain itu banyak wanita yang menyadari indikasi kehamilan dari terlambatnya menstruasi. biasanya wanita yang siklus mensturasinya tetap mudah menangkap tanda-tanda kehamilan.

Untuk wanita yang siklus menstruasinya tetap, boleh dikatakan ia hamil apabila menstruasi tidak kunjung datang meskipun telah berlalu lebih dari seminggu sejak perkiraan hari menstruasi. Namun ada juga ibu hamil yang tidak merasakan tanda-tanda kehamilan diatas, Namun, untuk memastikannya dapat mengeceknya dengan alat tes kehamilan bila merasakan indikasi hamil, jadi manfaatkanlah alat tes kehamilan. Selain gejala tersebut, ada beberapa tanda-tanda kehamilan yang memerlukan perhatian medis. Keadaan tersebut harus diketahui oleh ibu hamil sebagai tanda bahaya pada masa kehamilan. Untuk mengetahui lebih jelasnya, Yuk simak tanda-tanda bahaya tersebut!

Muntah terus-menerus dan berlebihan

Mual-muntah memang banyak dialami oleh ibu hamil, terutama ibu hamil pada trimester pertama kehamilan. Namun jika mual-muntah tersebut terjadi terus-menerus dan berlebihan bisa menjadi tanda bahaya pada masa kehamilan. Hal itu dikarenakan dapat menyebabkan kekurangan gizi, dehidrasi, dan penurunan kesadaran. Segera temui dokter jika hal ini terjadi agar mendapatkan penanganan dengan cepat.

Mengalami demam tinggi

Ibu hamil harus mewaspadai hal ini jika terjadi. Hal ini dikarenakan bisa saja jika demam dipicu karena adanya infeksi. Jika demam terlalu tinggi, ibu hamil harus segera diperiksakan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Kurangnya Pergerakan Janin didalam Kandungan

Pergerakan janin yang kurang aktif atau bahkan berhenti merupakan tanda bahaya selanjutnya. Hal ini menandakan jika janin mengalami kekurangan oksigen atau kekurangan gizi. Jika dalam dua jam janin bergerak di bawah sepuluh kali, segera periksakan kondisi tersebut ke dokter.

Pendarahan hebat pada saat usia kehamilan muda

Ibu hamil harus waspada jika mengalami pendarahan, hal ini bisa menjadi tanda bahaya yang dapat mengancam pada baik pada janin maupun pada ibu. Jika mengalami pendarahan hebat pada saat usia kehamilan muda, bisa menjadi tanda mengalami keguguran. Namun, jika mengalami pendarahan pada usia hamil tua, bisa menjadi pertanda plasenta menutupi jalan lahir.

Air Ketuban Pecah Sebelum Waktunya

Jika ibu hamil mengalami pecah ketuban sebelum waktunya segera periksakan diri ke dokter, karena kondisi tersebut dapat membahayakan kondisi ibu dan bayi. Hal ini dapat mempermudah terjadinya infeksi dalam kandungan.


Nah, itulah tanda bahaya pada masa kehamilan yang harus ibu hamil ketahui agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Jika anda mengalami salah satu atau lebih tanda bahaya tersebut segera hubungi petugas kesehatan.

 

 

-AD

...

Upaya Pemerintah Dalam Pengembangan dan Penyediaan Vaksin COVID-19

Vaksin COVID19

Gambar : Ilustrasi Vaksin COVID-19

Salah satu upaya untuk menekan angka kasus COVID-19 yang semakin meningkat adalah dengan penyediaan vaksin COVID-19 dari pemerintah. Meski masih dalam tahap uji klinis, keberadaan vaksin ini diharapkan dapat melindungi masyarakat Indonesia dari pandemi. Hingga saat ini, pemberian vaksin COVID-19 adalah solusi yang dinilai paling jitu untuk mengurangi jumlah kasus infeksi virus corona penyebab penyakit COVID-19. Meski demikian, hingga saat ini, efektivitas dan keamanan vaksin COVID-19 masih diteliti dalam tahap uji klinis oleh pemerintah dan berbagai lembaga terkait. Hal ini merupakan langkah pemerintah dalam memastikan bahwa vaksin COVID-19 yang akan disediakan layak digunakan untuk mencegah COVID-19.

 

Imunisasi adalah suatu upaya untuk membentuk atau meningkatkan kekebalan tubuh, baik orang dewasa maupun anak-anak, terhadap suatu penyakit. Salah satu bentuk imunisasi adalah dengan pemberian vaksin. Vaksin merupakan suatu antigen atau benda asing yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk menghasilkan reaksi kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu. Vaksin akan menimbulkan reaksi sistem imun yang spesifik dan aktif terhadap penyakit tertentu, misalnya vaksin flu untuk mencegah penyakit flu dan vaksin COVID-19 untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2. Pemerintah akan terus berupaya untuk mengawasi dan memberikan pembinaan, bimbingan, serta fasilitas guna mendukung pengembangan dan percepatan penyediaan vaksin COVID-19 bagi masyarakat. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dilakukan pemerintah untuk memastikan pengembangan dan produksi vaksin COVID-19 agar dapat berjalan lancar:

1. Pengawasan distribusi vaksin

Salah satu persyaratan dalam pendistribusian vaksin adalah bahwa perusahaan yang mendistribusikan vaksin tersebut harus memiliki izin sebagai Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan dan mendapatkan izin edar yang diterbitkan oleh BPOM. Ada 2 jenis pengelolaan distribusi vaksin, yaitu pengelolaan distribusi vaksin di PBF dan pengelolaan distribusi vaksin di fasilitas pelayanan kefarmasian.

2. Pengawasan mutu vaksin

Pengawasan mutu dan keamanan vaksin bukan hanya dari proses perizinan, tetapi juga pengawalan dan pengelolaan vaksin terkait penyimpanan dan pengiriman vaksin ke seluruh wilayah Indonesia. Agar kualitasnya tetap terjaga dan efektif, vaksin idealnya disimpan di tempat bersuhu dingin, yaitu kulkas atau kotak es dengan suhu sekitar 2–8o Celsius atau -15–5o Celsius. Suhu tempat penyimpanan vaksin tersebut juga harus selalu dijaga selama proses penyimpanan, pengiriman, hingga saat hendak diberikan ke masyarakat.

3. Pengawasan keamanan obat setelah pemasaran

Meski obat atau vaksin telah melalui serangkaian tahapan uji klinis yang ketat, baik dari proses produksi hingga pengawasan mutu sepanjang rantai distribusinya, tetap saja masih ada risiko efek samping yang dapat terjadi akibat penggunaan obat atau vaksin apa pun. Reaksi efek samping vaksin bisa bersifat ringan, misalnya hanya berupa demam atau nyeri di lokasi suntikan. Namun, pada sebagian orang, reaksi efek samping yang muncul bisa cukup berat, seperti munculnya reaksi anafilaktik. Oleh karena itu, pemerintah juga melakukan beberapa langkah untuk memantau dan mengevaluasi keamanan vaksin guna memastikan bahwa vaksin tersebut layak digunakan.

Vaksin COVID-19 diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk menghentikan pandemi COVID-19. Namun, perlu diingat juga bahwa masih dibutuhkan waktu yang cukup lama bagi vaksin COVID-19 untuk bisa digunakan secara luas oleh seluruh masyarakat Indonesia. Apabila masih memiliki pertanyaan seputar vaksin COVID-19, Anda bisa berkonsultasi ke dokter. Vaksin lindungi diri dan negeri dari pandemi.

Selain itu, sangat diperlukan bagi kita untuk tetap menaati protokol kesehatan dan tetap menajaga daya tahan tubuh yang kuat dapat melindungi dari berbagai macam penyakit, termasuk COVID-19. Untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh, konsumsilah makanan sehat, seperti sayur, buah, ikan, dan daging tanpa lemak. Selain itu, juga disarankan untuk berolahraga secara rutin, tidur yang cukup, serta menjauhi asap rokok dan minuman beralkohol. Dan terakhir selalu Menggunakan masker tidak hanya saat sedang sakit saja, selalulah menggunakanlah masker saat melakukan aktifitas sehari-hari. Penggunaan masker mampu menghalangi penularan virus Corona dari orang ke orang. karena, seseorang yang telah terinfeksi virus Corona bisa menularkan virus ini ke orang lain melalui percikan air liur saat batuk ataupun bersin.

 

-AD

...

Mengapa Imunisasi itu Penting?

 Imunisasi

Gambar : Ilustrasi Imunisasi (angellodeco/Shutterstock)

Imunisasi merupakan proses membuat seseorang resisten terhadap penyakit menular spesifik. Sedangkan vaksinasi adalah istilah untuk proses pemberian vaksin, baik dengan cara disuntikkan maupun diteteskan ke dalam mulut untuk meningkatkan produksi antibodi sehingga tubuh dapat menangkal penyakit tertentu. Maka, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa vaksinasi adalah tindakan mendapatkan vaksin, sedangkan imunisasi adalah hasil dari vaksinasi, yakni terbentuknya kekebalan tubuh. Imunisasi terbagi menjadi dua, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif dilakukan dengan memberikan antigen dalam vaksin agar menimbulkan respon imun mirip seperti infeksi alamiah. Sedangkan imunisasi pasif berarti tubuh diberikan antibodi spesifik dan bukan dipancing untuk menghasilkan ketahanan tubuh. Lalu, bagaimana cara kerja vaksin?

Cara Kerja Vaksin Dalam Tubuh Pada dasarnya, semua bentuk vaksin bekerja dengan cara sama. Ketika seseorang disuntikan vaksin, kandungan pada vaksin dalam tubuh menghasilkan respon atau reaksi imunitas tubuh untuk mempersiapkan tubuh melawan serangan infeksi. Sehingga, ketika orang terinfeksi penyakit yang sama dengan kuman di dalam vaksin, tubuh akan menghasilkan kekebalan untuk mencegah perkembangan penyakit tersebut. Selain cara pemberian vaksin, metode pemberian vaksin dalam imunisasi juga dapat berbeda-beda. Beberapa vaksin hanya diberikan sekali untuk seumur hidup, namun ada juga yang perlu diberikan berkala agar kekebalan tubuh terbentuk sempurna. Selain itu, umumnya, respon dan kerja imun membutuhkan waktu minimal 2 minggu. Ini berarti, perlindungan dari infeksi memang tidak langsung terjadi sesaat setelah vaksinasi dilakukan. Jangka Waktu Bertahan Vaksin Dalam Tubuh Perlu diketahui bahwa efek perlindungan imunisasi dalam tubuh tidak semuanya seumur hidup. Beberapa jenis vaksin, seperti vaksin tetanus, hanya dapat bertahan selama 30 tahun, setelah pemberian beberapa kali vaksin. Beberapa imunisasi lain seperti vaksin pertusis (batuk rejan), hanya memberikan perlindungan bagi tubuh sekitar 5 tahun setelah masa pemberian penuh. Sama halnya dengan imunisasi Influenza yang perlu diberikan setiap tahun karena seringnya perubahan jenis virus influenza di masyarakat.

Apakah dengan Vaksinasi, Kita Terlindungi dari Segala Penyakit? Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian vaksin dapat merangsang kekebalan spesifik di dalam tubuh, sehingga mampu melawan serangan berbagai penyakit berbahaya, mencegah sakit berat, mencegah cacat, hingga mencegah kematian. Manfaat inilah yang mendorong semua negara melakukan vaksinasi rutin kepada masyarakat. Namun, tidak semua anak yang menerima semua dosis vaksin sesuai jadwal dapat terlindungi dari penyakit tertentu. Vaksin campak, gondok, rubella, tetanus, polio, hepatitis B, Haemophilus influenzae tipe b (Hib) misalnya, melindungi sekitar 95% anak-anak yang memenuhi imunisasi sesuai jadwal.  Tiga dosis optimal vaksin batuk rejan yang direkomendasi IDAI dapat melindungi sekitar 85% anak-anak yang telah divaksinasi, dan akan mengurangi keparahan penyakit pada 15% sisanya, jika mereka terkena batuk rejan. Namun, dosis penguat tetap diperlukan karena kekebalan tubuh dapat menurun seiring waktu. Setelah memahami perbedaan vaksinasi dan imunisasi, cara kerja serta jangka waktu bertahannya vaksin dalam tubuh, usahakan untuk selalu memenuhi jadwal vaksinasi. Mengapa kita harus Imunisasi? Dengan imunisasi, kita sedang melindungi diri dari keteterpaparan dari berbagai penyakit menular. Vaksin yang diberikan saat imunisasi dapat memberikan kekebalan bagi tubuh sehingga melindungi diri sendiri dan juga orang lain. Kita yang sehat tidak akan menularkan penyakit pada orang-orang di sekitar kita.

Bagaimana cara imunisasi membentuk kekebalan kelompok? Kekebalan kelompok bisa tercapai ketika mayoritas populasi di suatu wilayah sudah diimunisasi. Melalui vaksinasi, maka semakin banyak orang yang terlindungi termasuk kelompok rentan. Jangan takut imunisasi, karena program imunisasi di Indonesia sudah terbukti ampuh melawan penyakit menular. Apa saja kandungan yang terdapat dalam vaksin? Vaksin beberapa kandungan dengan berbagai fungsi yang telah lolos uji klinis. Ada 4 kandungan antigen pada vaksin diantaranya antigen, adjuvant, pengawet serta stabilisator. Proses pengembangan vaksin dikawal ketat dari awal sampai dengan produksi, izin edar, distribusi, dan pelaksanaan vaksinasi, karenanya vaksin sudah pasti dijamin keamanan dan efektivitasnya.

 

-AD

Kontak Kami