- Admin Dinkes
- Senin, 03 November 2025
- 11
10 Penyakit Tertinggi di Fasilitas Kesehatan Rujukan Kepri, Didominasi Penyakit Tidak Menular
Data dari BPJS Kesehatan periode Agustus 2025 mencatat sepuluh besar penyakit yang paling banyak ditangani di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) Provinsi Kepulauan Riau. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar kasus merupakan penyakit tidak menular (PTM), yang kini menjadi tantangan utama dalam sistem pelayanan kesehatan di daerah.
Penyakit dengan jumlah kasus tertinggi adalah hipertensi dengan 10.684 kasus, disusul oleh diabetes mellitus sebanyak 8.636 kasus. Kedua penyakit ini sering berjalan berdampingan dan menjadi penyebab utama komplikasi serius seperti stroke, gagal ginjal, dan penyakit jantung. Lonjakan kasus hipertensi dan diabetes mencerminkan masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat dan pemeriksaan rutin.
Di urutan ketiga terdapat gangguan tulang belakang (other dorsopathies) sebanyak 4.901 kasus, diikuti oleh penyakit jantung iskemik (ischaemic heart diseases) sebanyak 4.734 kasus. Kedua kelompok penyakit ini umumnya berkaitan dengan kebiasaan hidup sedentari, postur tubuh yang kurang baik, stres, serta pola makan tinggi lemak. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat usia produktif pun semakin rentan mengalami gangguan sistem otot dan jantung.
Selanjutnya, gangguan sistem pencernaan dan perut menempati urutan kelima dengan 4.042 kasus, diikuti penyakit rongga mulut dan kelenjar ludah sebanyak 3.986 kasus. Kasus-kasus ini sering dipicu oleh pola makan tidak seimbang dan kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji. Di posisi ketujuh terdapat gagal ginjal (renal failure) sebanyak 3.603 kasus, yang sebagian besar merupakan komplikasi dari hipertensi dan diabetes yang tidak terkontrol.
Tiga penyakit lainnya yang juga cukup tinggi yaitu penyakit pernapasan kronis (3.564 kasus), perawatan maternal dan kehamilan berisiko (3.137 kasus), serta gangguan metabolik (3.027 kasus). Angka ini memperlihatkan bahwa selain PTM, layanan untuk kesehatan ibu dan anak serta gangguan metabolik masih menjadi perhatian penting dalam sistem rujukan kesehatan di Kepri.
Melihat pola kasus tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau menekankan pentingnya pencegahan melalui perubahan gaya hidup. Masyarakat diimbau untuk menerapkan pola makan sehat, rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, menghindari rokok dan alkohol, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Langkah sederhana ini dapat menurunkan risiko penyakit tidak menular dan mengurangi beban pelayanan di fasilitas rujukan.
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, diharapkan angka kejadian penyakit tidak menular di Kepulauan Riau dapat terus ditekan. Upaya promotif dan preventif perlu dijadikan bagian dari gaya hidup sehari-hari agar tercipta masyarakat yang lebih sehat, aktif, dan produktif di masa mendatang.


