Menkes : Cegah Anak Stunting Dengan Biasakan Keluarga Konsumsi Protein Hewani

Cetak

Contoh Makanan yang Mengandung Protein Tinggi Cocok Untuk Diet

Gambar : Ilustrasi Makanan Bergizi (shuttestock)

Semua anak mempunyai faktor tumbuh kembang diri masing-masing yang sesual dengan faktor genetik atau keturunan. Hanya saja dalam stunting, pengaruhnya justru ditentukan dari berbagai aspek sehingga menjadi kompleks dan panjang. Stunting tidak hanya dapat terjadi akibat kekurangan asupan gizi kronis. Namun juga karena akses anak akan tumbuh di lingkungan yang sehat, bersih dan dapat mengakses sumber sanitasi serta air yang bersih.

 

Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6%. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24,4%. Walaupun menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14% dan standard WHO di bawah 20%.

Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin mengungkapkan, angka stunting tersebut disebabkan berbagai faktor, salah satunya karena kurangnya asupan penting seperti protein hewani, nabati dan zat besi sejak sebelum sampai setelah kelahiran. Mencukupi kebutuhan protein hewani pada anak terbukti efektif mencegah stunting, Protein hewani memiliki kandungan asam amino esensial dan mikronutrient yang baik untuK tumbuh kembang anak. Namun Sayangnya, meski bermanfaat untuk mencegah stunting pada anak, konsumsi protein per kapita masih tergolong rendah. Data Susenas 2022 menunjukkan rata-rata konsumsi protein per kapita sehari 62.21 gram (diatas standar 57 gram), tetapi konsumsi telur dan susu 3.37 gram, daging 4.79 gram dan ikan/udang/cumi/kerang berkisar 9.58%.

Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian yang menunjukkan adanya bukti kuat hubungan antara stunting dan indikator konsumsi pangan berasal dari hewan, seperti telur, daging/ikan dan susu atau produk olahannya (keju, yogurt, dll). Penelitian tersebut juga menunjukan konsumsi pangan berasal dari protein hewani lebih dari satu jenis lebih menguntungkan daripada konsumsi pangan berasal dari hewani tunggal.

Selain memberikan protein hewani pada anak, berat dan tinggi badan anak juga harus dipantau secara berkala di Posyandu. Ini penting untuk melihat keberhasilan intervensi sekaligus upaya deteksi dini masalah kesehatan gizi sehingga tidak terlambat ditangani,'' terang Menkes.

Melalui intervensi spesifik ini, diharapkan dapat mencegah terjadinya stunting pada anak Mulai sekarang, #Healthies perlu mengonsumsi protein hewani setiap hari ya! Tak harus mahal, manfaatkan protein hewani lokal yang ada didaerahmu (AD)

Click to listen highlighted text! Powered By GSpeech