
- Admin Dinkes
- Rabu, 05 Maret 2025
- 96
Kelompok Ini Berisiko Tinggi Tertular Tuberkulosis
Berdasarkan Global Tuberculosis Report 2024 yang diterbitkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 5-10% orang yang terinfeksi TBC akan mengalami gejala dan mengembangkan penyakit TBC kepada orang lain.
Penyakit TBC yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebar lewat udara ketika orang batuk, bersin, atau meludah masih menjadi masalah kesehatan global dan perlu mendapat perhatian pemerintah. Pada 2023, diperkirakan 10,8 juta orang di dunia sakit karena TBC. Indonesia menempati posisi kedua di dunia dengan estimasi 1.090.000 kasus TBC baru setiap tahun dan 125.000 kematian akibat TBC.
Bakteri TBC dalam percikan (droplet) dapat bertahan selama beberapa jam di ruangan yang lembap dan tidak terpapar sinar matahari. Guna menemukan kasus tuberkulosis secara dini, investigasi kontak dilakukan oleh tenaga kesehatan atau kader, dengan minimal 8 orang diperiksa untuk setiap kasus TBC.
Meski bakteri penyebab TBC mudah menyebar dan menular melalui droplet, penularan TBC tidak semudah penularan penyakit flu. Selain itu, penularan TBC juga membutuhkan waktu yang cukup lama sampai benar-benar menginfeksi pengidapnya. Kendati demikian, Ada beberapa kelompok yang paling berisiko untuk tertular atau terinfeksi penyakit TBC, antara lain:
• Memiliki Sistem Kekebalan Tubuh Rendah
Mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah akibat kondisi medis tertentu menjadi salah satu kelompok yang paling berisiko mengidap TBC. Contohnya seperti pengidap diabetes, gangguan ginjal, pengidap kanker, HIV, hingga orang-orang yang mengalami malnutrisi.
Selain itu, anak-anak atau lansia juga rentan terhadap paparan bakteri penyebab TBC. Sebab, imunitas tubuh kelompok usia tersebut cenderung rendah atau kurang stabil. Selain kondisi medis tertentu, menjalani perawatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti kemoterapi juga dapat meningkatkan risiko TBC.
• Orang yang Tinggal di Area Tinggi Penularan TBC
Siapapun yang tinggal, berasal dari, atau pernah menghabiskan waktu di negara atau area dengan tingkat penularan TB tinggi juga menjadi kelompok berisiko. Orang-orang yang sering bepergian ke luar negeri atau mengunjungi kawasan dengan tingkat penularan tuberkulosis yang tinggi, juga lebih rentan tertular. Selain itu, tinggal satu rumah dengan seseorang yang terinfeksi TBC dengan juga dapat meningkatkan risiko seseorang tertular TBC.
• Mereka yang Menyalahgunakan Zat Tertentu
Orang yang menyalahgunakan alkohol dan obat tertentu juga lebih berisiko tertular TBC. Sebab, konsumsi alkohol secara berlebihan hingga penggunaan obat intravena dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
• Perokok
Perokok aktif lebih berisiko terkena TBC, karena kebiasaan merokok merusak paru-paru dan memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini membuat perokok aktif lebih rentan terhadap infeksi TBC. Berdasarkan studi yang terbit tahun 2012 silam, terjadinya TBC telah terbukti berkaitan dengan perubahan respons imun dan beberapa defek pada sel imun akibat paparan racun rokok. Misalnya seperti makrofag, monosit, dan limfosit CD4. Namun, tak hanya pada perokok aktif, paparan asap rokok juga dapat meningkatkan risiko TBC pada perokok pasif.
Jika kamu merasa bahwa kamu termasuk atau berisiko tertular TBC, sebaiknya periksakanlah kondisi kesehatanmu secara rutin. Apalagi kalau kamu mengalami beberapa gejala TBC. Contohnya seperti penurunan berat badan tanpa alasan jelas, keringat malam yang basah, atau batuk kronis (terus-menerus) yang tak kunjung membaik.